RANGKUMAN MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI
RANGKUMAN
Nama :
ANDIKA
NPM : 10117690
Kelas : 2ka34
SERVICE STRATEGY
•
Strategy
Management for IT Services
Untuk menilai penawaran penyedia
layanan, kemampuan, pesaing serta ruang pasar saat ini dan potensi untuk
mengembangkan strategi untuk melayani pelanggan.
•
Demand Management
Untuk memahami dan mengantisipasi
permintaan pelanggan untuk layanan.
•
Service
Portfolio Management
Untuk memastikan bahwa penyedia
layanan memiliki campuran yang tepat untuk memenuhi hasil bisnis yang
diperlukan pada tingkat yang sesuai investasi
•
Financial Management
Untuk mengelola persyaratan
penganggaran, akuntansi penyedia layanan
•
Business
Relationship Management
Untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
yang ada dan memastikan bahwa layanan yang tepat dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Strategy
Management for IT Services
Contoh
penerapan layanan diatas :
Sebuah
Perusahaan A mengembangkan strategi menarik agar para user menggunakan jasa
perusahaan mereka & pangsa pasar perusahaan itu semakin banyak dikemudian
hari.
Service
Portfolio Management
Contoh
penerapan layanan diatas :
Perusahaan
C sudah menyiapkan plan bisnis yang tepat untuk memenuhi permintaan para
investor yang menanam saham ke perusahaannya.
Financial Management
Contoh
penerapan layanan diatas :
Perusahaan
A memiliki lembaga yang mengawasi bagian finansial/keuangan perusahaan secara
keseluruhan agar pemasukan & pngeluaran yang terjadi seimbang sehingga
tidak mengalami kerugian yang besar.
Business
Relationship Management
Contoh
penerapan layanan diatas :
Perusahaan
B menjalin hubungan bisnis dengan baik oleh para investor sehingga dikemudian
hari pangsa pasarnya bertahan lama.
Tujuan
Strategi
layanan dari setiap penyedia layanan harus didasarkan atas dasar pengakuan
bahwa pelanggan tidak membeli produk, mereka membeli kepuasan dari kebutuhan
khusus. Oleh karena itu, untuk menjadi sukses, layanan yang disediakan harus
dapat dirasakan oleh pelanggan untuk memberikan nilai yang cukup dalam bentuk
manfaat yang ingin dicapai pelanggan.
Manajemen Layanan
sebagai Aset Strategis
•
Penggunaan
ITIL untuk mengubah kemampuan manajemen layanan menjadi aset strategis, dengan
menggunakan Manajemen Layanan untuk memberikan dasar bagi kompetensi inti,
kinerja khusus dan keuntungan tahan lama, serta meningkatkan potensi penyedia
layanan dari:
▫
kapabilitas:
kemampuan penyedia layanan (dalam hal manajemen, organisasi proses, pengetahuan
dan orang‐orang)
untuk mengkoordinasikan, mengendalikan dan menyebarkan sumber daya
▫
sumber daya:
masukan langsung untuk memproduksi layanan, misalnya keuangan, modal,
infrastruktur, aplikasi, informasi dan orang‐orang.
Kesimpulan
•
Service
strategy/ Strategi Layanan adalah
suatu untuk melihat perspektif/sudut pandang, posisi, rencana kedepan, dan pola
yang IT Service Provider harus jalankan agar menyokong bisnis yang organisasi
kerjakan.
SERVICE
DESIGN
Merupakan suatu cara mengantarkan nilai (value) kepada pelanggan dengan memfasilitasi tercapainya outcome bagi pelanggan tanpa terlibat atas kepemilikian biaya dan risiko tertentu.
Desain
adalah suatu proses untuk membuat suatu nilai bagi manusia.
Service
design adalah suatu upaya menginovasi atau memperbaiki layanan yang sudah ada
untuk membuatnya lebih berguna, dapat digunakan, diinginkan pelanggan, efisien
serta efektif bagi organisasi.
Tujuan :
-Mendesain
service untuk memenuhi sasaran-sasaran bisnis
-Mendesain service yang mudah untuk dibangun dengan efisien
-Mendesain proses yang efektif dan efisienMengidentifikasi dan mengelola resiko
-Mendesain infrastruktur TI yang aman dan handal, lingkungan (environment), aplikasi, serta sumber daya dan kapabilitas data/informasi
-Mendesain metode pengukuran dan metrik-metrik untuk menilai (assesing) proses desain
-Memproduksi dan memelihara rencana-rencana TI, proses-proses, kebijakan (policies), arsitektur, kerangka kerja, dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses desain
-Membantu dalam membangun kebijakan (policies) dan standar-standar dalam desain dan perencanaan service TI
-Mengembangkan keterampilan (skills) dan kemampuan (capability) dalam TI
-Memberikan kontribusi dalam perbaikan kualitas serivce TI
-Mendesain service yang mudah untuk dibangun dengan efisien
-Mendesain proses yang efektif dan efisienMengidentifikasi dan mengelola resiko
-Mendesain infrastruktur TI yang aman dan handal, lingkungan (environment), aplikasi, serta sumber daya dan kapabilitas data/informasi
-Mendesain metode pengukuran dan metrik-metrik untuk menilai (assesing) proses desain
-Memproduksi dan memelihara rencana-rencana TI, proses-proses, kebijakan (policies), arsitektur, kerangka kerja, dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses desain
-Membantu dalam membangun kebijakan (policies) dan standar-standar dalam desain dan perencanaan service TI
-Mengembangkan keterampilan (skills) dan kemampuan (capability) dalam TI
-Memberikan kontribusi dalam perbaikan kualitas serivce TI
Urutan
proses
•
Manajemen Katalog layanan;
•
Manajemen tingkat layanan;
• Manajemen
kapasitas;
•
Koordinasi Desain;
•
Manajemen Ketersediaan;
• IT
manajemen kelangsungan pelayanan;
•
Manajemen keamanan informasi;
•
Manajemen Pemasok.
Adapun
manfaat dari ITIL dengan menyediakan pendekatan sistematis untuk manajemen
layanan TI, ITIL dapatmembantu sebuah perusahaan dalam cara berikut:
·
Mengurangi biaya
·
Peningkatan layanan TI melalui penggunaan proses-proses praktek terbaik
yangtelah terbukti
·
Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pendekatan yang lebih profesional untuk
pelayanan standar dan pedoman
·
Meningkatkan produktivitas
·
Meningkatkan penggunaan keterampilan dan pengalaman
SERVICE OPERATION
Merupakan sebuah fase siklus hidup manajemen layanan Teknologi Informasi yang bertanggung jawab untuk kegiatan bisnis seperti biasa. Jika layanan tidak dimanfaatkan atau tidak disampaikan secara efisien dan efektif, maka tidak akan memberikan nilai penuh, terlepas dari seberapa baik layanan dirancang. Ini merupakan operasi layanan yang bertanggung jawab untuk memanfaatkan proses untuk memberikan layanan kepada pengguna dan pelanggan.
Service
Operation adalah layanan harian terhadap kebutuhan IT dari para pelanggan.
Contoh kebutuhan IT yang tiap hari ada contohnya:
- Kebutuhan akan peralatan, misalnya:
printer, scanner, laptop dll
- Kebutuhan akan layanan jaringan,
misalnya: akses internet menggunakan kabel, akses internet menggunakan
wifi
- Kebutuhan aplikasi, misalnya: reset
password, bug aplikasi dll
Dan
kebutuhan tersebut para pelanggan harus terpenuhi (sesuai dengan SLA
yang sudah dibangun) agar objektif bisnis dari sebuah organisasi dapat
tercapai.
Prinsip
& Fungsi
Pada
prinsipnya ada lima proses dan empat fungsi yang harus diperhatikan dan
dikerjakan secara sungguh-sungguh oleh organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional
layanan teknologi informasinya. Kelima proses yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
- Event
Management
Menggambarkan satuan terkecil
dari suatu layanan kebutuhan perusahaan terhadap teknologi informasi. Apakah
sifatnya ad-hoc/project atau rutin, harus ada pengelolaan “event” yang
membutuhkan layanan teknologi informasi ini dengan baik, agar bisa memenuhi
kebutuhan pengguna.
- Incident
Management
Proses yang berkaitan dengan
tata cara penanganan insiden yang dapat terjadi di tengahtengah operasional
bisnis perusahaan. Insiden harus dapat dicegah dan ditangani dengan baik, agar
tidak membawa risiko kerusakan yang tidak diinginkan perusahaan.
- Request
Fulfillment
Berhadapan langsung dengan
aktivitas pemenuhan terhadap permintaan pengguna terhadap layanan teknologi
informasi. Aktivitas ini perlu dikelola mengingat jenis-jenis permintaan ada
yang bermacam-macam, mulai dari yang sangat krusial karena sifatnya yang
kritikal dan “emergency” hingga yang sifatnya tidak prioritas. Pastikan
perusahaan memiliki mekanisme yang efektif dalam menjawab kebutuhan dimaksud.
- Problem
Management
Berkaitan langsung dengan
kemampuan perusahaan dalam menangani berbagai isu atau problem lapangan yang
terkait dengan layanan teknologi informasi. Apakah problem yang bersifat
teknis, administratif, maupun operasional, harus ada cara menanganinya secara
cepat, akurat, dan efektif.
- Access
Management
Proses untuk memastikan setiap
individu, kelompok, dan unit perusahaan dapat mengakses data dan informasi secara
aman serta sesuai dengan hak/wewenang aksesnya. Dengan demikian, maka data dan
informasi yang dimiliki perusahaan terlindungi pula dari eksposur pihak-pihak
yang tidak berwenang mengaksesnya.
Terdapat 4 (empat) fungsi atau
aspek tata kelola yang harus dibangun dalam perimeter perusahaan, yaitu:
- Service
Desk Function
Suatu fungsi organisasi yang
senantiasa siap 24 jam sehari dan 7 hari seminggu menerima keluhan, masukan,
laporan, permohonan bantuan, pertanyaan, dan layanan lainnya terkait dengan
penerapan teknologi informasi.
- Technical
Management Function
Suatu fungsi organisasi yang
senantiasa memastikan berbagai hal teknis terkait dengan operasional teknologi
informasi dan komunikasi berjalan dengan lancar, termasuk memperbaiki dan
menangani berbagai problem lapangan (teknis) yang terjadi.
- IT
Operation Managemnet Function
Suatu fungsi organisasi yang
bertanggung jawab terhadap kelancaran kegiatan layanan teknologi informasi
sehari-hari.
- Application
Management Function
Suatu fungsi organisasi yang mengelola
aset aplikasi dan software agar selalu berfungsi seharusnya sebagaimana
diinginkan.
Tujuan Service Operation
Tujuan
dari layanan operasi untuk mengatur dan melakukan kegiatan serta proses yang
diperlukan untuk memberikan layanan kepada pengguna bisnis pada tingkat yang
disepakati layanan. Selain itu, layanan operasi bertanggung jawab untuk
manajemen berkelanjutan dari teknologi (infrastruktur dan aplikasi) yang
digunakan untuk menyampaikan dan mendukung layanan.
Layanan
Operasi adalah tindakan balancing. Ini bukan hanya soal melaksanakan
proses hari ke hari. Ada dinamis ‘perdebatan’ yang berlangsung pada empat
tingkat.
Ini
dikenal sebagai “Four Balances of Service Operation” :
•
Internal IT View Versus External Business View
Individu atau tim yang
bertanggung jawab untuk menjalankan komponen tertentu mungkin tidak mengerti
bagaimana komponen mereka cocok dengan keseluruhan pengiriman layanan tertentu.
•
Stability Versus Responsiveness
Perubahan sering menjadi
penyebab insiden dan hilangnya ketersediaan, sehingga mungkin tergoda untuk
membatasi jumlah perubahan dalam rangka untuk meningkatkan stabilitas layanan.
Namun, perubahan akan selalu dibutuhkan untuk menjaga layanan up to date dan
untuk mengadopsi kebutuhan perkembangan bisnis.
•
Quality of Service versus Cost of Service
Untuk meningkatkan kualitas layanan IT selagi mengendalikan biaya, tekanan
pembiayaan yang intens dapat berujung pada penurunan tingkat dalam layanan
dengan lebih banyak kegagalan dalam kurangnya dukungan.
•
Reactive versus proactive
Organisasi yang kelewat
proaktif akan memprediksikan beberapa hal akan gagal dan melakukan upaya untuk
mencegah situasi. Terlebih lagi organisasi dapat terus-menerus mengganti dan
menggunakan perubahan yang tidak perlu.
SERVICE TRANSITION
1. Pengertian
Dan Tujuan Service Transition
•
Service transition adalah tahapan merealisasikan/mengimplementasikan
hasil tahapan service design menjadi layanan baru atau modifikasi
layanan sebelumnya.
•
Tujuan service transition :
memastikan layanan baru/termodifikasi/retired services benar-benar memenuhi
harapan bisnis seperti telah terdokumentasi dalam service strategy dan service
design.
2.
Perubahan (Change) Dan Jenis-Jenis Perubahan
Perubahan (Change) mencakup penambahan, modifikasi, atau penghilangan
apapun yang dapat mempengaruhi layanan TI.
Jenis-Jenis Perubahan :
•
Standard change
•
Emergency change
•
Normal change
3.
Change Models : urutan langkah-langkah standar
yang sudah ditetapkan dan disetujui sebelumnya (predefined steps) untuk
menjalankan sebuah perubahan dengan jenis tertentu (yakni standard change).
4.
Request For Change (RFC) : sebuah dokumen/proposal resmi untuk mengajukan
sebuah perubahan, didalamnya mencakup detail perubahan yang akan dibuat.
5.
Proposal Perubahan (Change Proposal) : dokumen yang berisi deskripsi
umum rencana perubahan besar atau sistem baru, disertai dengan business case
dan jadwal implementasinya.
6.
Change Advisory Board (CAB) : sebuah tim/kelompok/lembaga
yang berwenang memberikan autorisasi terhadap sebuah perubahan dan membantu change management
dalam menilai dan melakukan prioritisasi perubahan yang akan dilakukan.
7.
Configuration Item (CI) : komponen-komponen atau sebuah
aset layanan yang perlu untuk dikelola dalam rangka penyediaan sebuah layanan
TI.
8.
Configuration Management System (CMS) : sebuah software untuk
mengakses dan menghubungkan data-data CI yang telah tersimpan di Configuration
Management Databases (CMDBs).
9.
Service Knowledge Management System (SKMS) : sebuah tool (aplikasi)
dan basis data sebagai tempat mengelola pengetahuan, informasi, dan data
layanan TI.
10.
Configuration Baseline : standar konfigurasi sebuah aset
TI yang telah disetujui secara formal. Perubahan terhadap configuration
baseline ini harus melalui prosedur standar perubahan, misalnya melalui dokumen
request for change (RFC).
11.
Snapshots : potret/catatan konfigurasi sebuah aset TI pada saat tertentu. Hasil
sebuah evaluasi terhadap sebuah aset TI tertentu dan dibandingkan dengan
configuration baseline.
12.
Definitive Media Library (DML) : adalah tempat atau lokasi
dimana kita menyimpan semua software-software resmi/licensed beserta
dokumen-dokumen resminya secara aman.
13.
Release : ialah satu atau lebih perubahan
pada satu layanan TI yang dibangun, diuji, dan diimplementasikan bersama-sama.
Dapat juga mencakup aktivitas-aktivitas perubahan pada hardware, software dan
komponen lainnya.
14. Release
Policy : sekumpulan aturan untuk melakukan deployment sebuah release ke lingkungan
kerja sebenarnya, berisi pilhan-pilihan skenario yang dipilih menyesuaikan
dengan analisis urgency dan dampaknya. Umumnya dirumuskan dan disetujui oleh
change manager, termasuk didalamnya pengelompokkan paket-paket release.
1.
Change Management : proses utama dalam service transition yang bertugas memastikan
perubahan-perubahan TI telah tercatat, terevaluasi, terautorisasi, dan
terimplementasi ke lingkungan kerja yang sebenarnya dengan penuh kontrol.
Aktivitas-aktivitas proses change
management :
•
Membuat dan mencatat RFC
•
Me-review RFC
•
Menilai dan mengevaluasi
perubahan
•
Autorisasi implementasi
perubahan
•
Update rencana perubahan
•
Koordinasi implementasi
perubahan (pembangunan) dan pengujian
•
Autorisasi penerapan perubahan
pada lingkungan kerja sebenarnya
•
Koordinasi chage deployment
•
Mereview dan menutup catatan
perubahan.
2.
Service Asset And Configuration Management (SACM) : proses mencatat,
mendokumentasi, dan mengupdate informasi tentang berbagai service assets yang
terkait layanan-layanan TI yang dikelola penyedia layanan.
Cakupan SACM ialah manajemen
siklus hidup lengkap setiap CI, yakni setiap CI dapat telusuri sejak dari
tahapan pembelian hingga pembuangan.
Aktivitas – aktivitas SACM :
•
Manajemen dan perencanaan
•
Identifikasi konfigurasi
•
Kontrol konfigurasi
•
Akuntansi dan pelaporan status
aset
•
Verifikasi dan audit
3.
Release And Deployment Management : proses merencanakan, membuat time-table dan
mengontrol pembangunan, pengujian dan pengimplementasian sistem/perubahan baru
yang dibutuhkan oleh bisnis dengan tetap melindungi integritas layanan-layanan
yang sudah ada sebelumnya.
Aktivitas-aktivitas and Deployment
Management :
•
Perencanaan
•
Pembangunan dan pengujian paket
release
•
Deployment
•
Early life support
•
Review dan menutup akses.
4.
Knowledge Management : yakni proses mengumpulkan, mendokumentasikan, menganalisis, membagi,
menggunakan, dan mengupdate pengetahuan yang dibutuhkan dan diperoleh selama
mengelola layanan TI disemua tahapan siklus layanan
TI.
Aktivitas – aktivitas knowledge
management :
•
Strategi manajemen pengetahuan
•
Transfer pengetahuan
•
Pengelolaan data, informasi dan
pengetahuan
•
Pengelolaan SKMS
5.
Transition Planning And Support : kegiatan perencanaan dan dukungan untuk suatu
transisi dari sistem/layanan lama ke sistem/layanan baru. Kegiatan transisi
layanan sering dilakukan sebagai proyek, atau merupakan bagian dari
proyek-proyek lain sehingga membtuhkan koordinasi terhadap semua
aktivitas-aktivitas yang ada.
Peningkatan layanan berkelanjutan (continuous service improvement / CSI)
terus-menerus menyelaraskan layanan-layanan TI dengan perubahan kebutuhan bisnis dengan mengidentifikasi dan melakukan perbaikan layanan-layanan TI yang mendukung proses-proses bisnis
Manfaat
CSI bagi organisasi:
- Peningkatan bertahap dan
terus-menerus, khususnya dalam hal kualitas layanan dan ketepatan biaya
- Memastikan layanan-layanan TI
senantiasa sinergis dengan bisnis
- Peningkatan efisiensi biaya,
waktu, dan sumberdaya
- Identifikasi peluang-peluang
perbaikan dan peningkatan
- Memenuhi permintaan tingkat
kualitas layanan
- Menciptakan kekuatan
berkompetisi
Aktivtas
CSI
•
Mereview,
menganalisis, dan membuat rekomendasi peluang-peluang pebaikan dalam setiap
tahapan siklus hidup layanan TI
•
Mereview
dan menganalisis hasil pencapaian service level management (SLM)
•
Mengidentifikasi
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas layanan TI serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses manajemen layanan
•
Meningkatkan
efektivitas biaya layanan TI
•
Memastikan
penerapan metode-metode manajemen kualitas
Terdapat 3 hal yang dapat diukur dalam CSI, yaitu:
- Teknologi
- Proses
3. Layanan
ITIL
merekomendasikan 3 metode atau pendekatan, yaitu:
1. Siklus
deming
Siklus
deming merekomendasikan perubahan perbaikan dilaksanakan tidak sekaligus, namun
melalui peningkatan tahapan-tahapan kecil yang terus-menerus, melalui
tahapan-tahapan: Plan-Do-Check-Act
2. CSI
approach
ITIL
merekomendasikan manajemen TI melibatkan unit/departemen bisnis dalam mengambil
keputusan inisiatif perbaikan apa yang harus dilakukan yang paling memberikan
keuntungan lebih bagi bisnis
3. 7
step improvement process
7-step
improvement process proses yang memberikan panduan langkah demi langkah untuk
mengidentifikasi, menentukan, memproses, menganalisis, menampilkan, dan
mengimplementasikan perbaikan-perbaikan
Tahapan
CSI membutuhkan setidaknya peran berikut ini:
1. CSI
manager penanggung jawab utama semua hal terkait inisiatif
perbaikan/peningkatan layanan TI
2.
Reporting analyst bertanggung jawab melakukan aktivitas mereview data unjuk
kerja layanan dan menganalisis tren
3. Process
manager bertanggung jawab merencanakan dan mengkoordinasi semua aktivitas
manajemen proses
4. Process
owner bertanggung jawab memastikan sebuah proses benar-benar cocok sesuai
tujuannya
Sebaiknya satu rangkuman seperti ini disertai dengan daftar pustaka yang valid sehingga bisa dimanfaatkan oleh rekan lainnya sebagai sumber belajar jg. Thx
BalasHapus